1. Culture Theory (Teori budaya)
Gatewood menjawab bahwa kebudayaan yang meliputi seluruh kemanusian itu sangat banyak, dan hal tersebut meliputi seluruh periode waktu dan tempat.
Artinya kalau komunikasi itu merupakan bentuk, metode, teknik, proses sosial dari kehidupan manusia yang membudaya, maka komunikasi adalah sarana bagi transmisi kebudayan, oleh karena itu kebudayaan itu sendiri merupakan komunikasi.
Berdasarkan pendapat Gatewood itu kita akan berhadapan dengan pernyataan klasik tentang hubungan antara komunikasi dengan kebudayaa, apakah komunikasi dalam kebudayaan atau kebudayaan ada dalam komunikasi? ada satu jawaban netral yang disampaikan oleh Smith (1976) bahwa; “komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan”.
Dalam tema atau bagian uraian tentang kebudayaan dan komunikasi, sekurangnya-kurangnya ada dua jawaban: pertama, dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-simbol komunikasi, dan kedua, hanya dengan komunikasi maka pertukaran simbol-simbol dapat dilakukan dan kebuadayaan hanya akan eksis jika ada komunikasi (Alo Leliweri, 2004, 21).
Analisis Teori
Pada teori budaya menjelaskan komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan, karena dalam budaya terdapat simbol-simbol yang dan makna, dari simbol dan makna itu memiliki arti sehingga bisa dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi.
Budaya itu tercipta kerana adanya satu persepsi atau tujuan yang telah disepakati oleh sekelompok orang. Dari budaya tersebut orang bisa memperlihatkan identitas dirinya dengan cara berpakaian, bahasa, atau kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan.
Misalnya budaya orang jepang saat bertemu dengan orang lain mereka selalu membukuk atau memberi hormat, sedangkan budaya orang Indonesia ketika seorang anak hendak berpergian atau pulang sekolah selalu salam atau mencium tangan kedua orangtuanya atau orang yang dituakan.
2. Cultural Imperialism Theory (Teori Imperialisme Budaya)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Tulisan pertama Schiller yang dijadikan dasar bagi munculnya teori ini adalah Communication and Cultural Domination. Teori imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini berarti pula, media massa negara Barat juga mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut.
Analisis Teori
Teori ini yang dijelaskan tentang masalah imperialisme budaya yang di sampaikan melalui media massa, dari Negara maju yang diadopsi oleh Negara-negara berkembang yang menyebabkan hilangnya budaya asli Negara tersebut. Satu hal yang mendasari teori ini adalah bahwa manusia tidak punya kebebasan untuk menentukan bagaimana mereka berpikir, apa yang mereka rasakan dan bagaimana mereka hidup.
Umumnya mereka mereaksi terhadap apa saja yang mereka lihat di televise. Media bisa mengimperialisme budaya Negara maju ke Negara-negara berkembang karena sangat mengesankan sehingga mereka ingin menirunya.
Sebagai contoh; pada umumnya remaja masa kini di Indonesia telah mengadopsi budaya barat yakni kebiasaan memakan makanan siap saji, gaya hidup hidonis, dll.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar saudara akan sangat berarti untuk berjalannya blog ini.